Mengenai Saya

Foto saya
Manja . . . luthu kdang nybel.int !!

Subscribe to our feed

Kamis, 10 Desember 2009

SEJARAH TRIGONOMETRI

| | 0 komentar

Trigonometri (dari bahasa yunani, trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.

Sejarah awal
Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.
Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segi tiga.
Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Read more...

RELASI DAN FUNGSI

| | 0 komentar

MENYATAKAN BENTUK FUNGSI
A. Definisi Fungsi
Unsur di himpunan A dapat dipasangkan dengan tepat satu unsure di himpunan B. pernyataan ini disebut sebuah fungsi. Jika pernyataan itu dinyatakan dengan f maka fungsi dan dibaca “f adalah fungsi dari A ke B”.
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan dari A ke B dimana untuk setiap dipasangkan dengan tepat satu . Jika , serta dipasangkan dengan , maka dinamakan bayangan atau peta dari ,atau dapat juga dikatakan dipetakan ke dan dituliskan sebagai . Himpunan yang merupakan peta dari disebut range atau daerah hasil fungsi. Himpunan disebut domain dan semua anggota himpunan B disebut kodomain.
B. Notasi suatu Fungsi
o Misalkan fungsi A ke B kita sebut f maka notasi yang digunakan untuk menyatakan fungsi itu adalah:

o Jika , ,dan adalah peta (bayangan) dari maka notasi fungsi di atas ditulis sebagai berikut:

Penulisan di atas dibaca: “fungsi f memetakan ke “.
Bila notasi fungsi diatas kita tulis dalam bentuk rumus fungsi (formula fungsi) maka diperoleh:

C. Menyatakan suatu Fungsi
1. Diagram panah
Suatu fungsi dapat dinyatakan dengan diagaram panah, jika memenuhi persyaratan berikut.
a. Ada domain (daerah asal) dan kodomain (daerah kawan)
b. Ada anak panah dan nama fungsi
c. Semua anggota domain habis dipetakan ke kodomain
d. Peta dari setiap anggota domain tidak boleh bercabang.

2. Himpunan pasangan berurutan
Suatu fungsi dapat dinyatakan sebagai pasangan berurutan dengan dan asalkan memenuhi persyaratan berikut.
a. Setiap (domain) harus habis dipetakan
b. Setiap harus mempunyai satu peta (bayangan) (kodomain).
3. Koornidat cartecius
Koordinat Cartisius untuk fungsi dikenal sebagai grafik fungsi. Grafik fungsi yang dimaksud memenuhi syarat suatu fungsi.
Sebuah grafik disebut grafik fungsi, jika memenuhi persyaratan berikut ini.
a. Semua anggota A harus terpetakan.
b. Semua anggota A harus hanya memenuhi satu peta di B.
D. Produk Carticius dan Diagram Koordinat
Produk cartecius merupakan pokok bahasan lanjutan dari pasangan berurutan. Produk cartecius dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggotanya semua pasangan berurutan dengan dan . Produk cartecius dari himpunan A ke B dinotasikan dengan (dibaca: “A kali B”). jika pengertian di atas ditulis dalam notasi pembentuk himpunan maka diperoleh:
{ | dan }
Diagram cartecius yang menggambarkan produk cartecius disebut diagram koordinat.
E. Menentukan Banyaknya Pemetaan (Fungsi)
Semua pemetaan yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B lebih mudah ditunjukkan dengan diagram panah. Banyaknya anggota himpunan dan banyaknya anggota himpunan . dengan demikian, kita dapat membentuk pemetaan-pemetaan yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B ataupun sebaliknya.

Banyak pemetaan dari A ke B Banyak pemetaan dari B ke A
1 1 1=1 1=11
2 2 1=12 2=21
3 3 8=23 9=32

Dari table di atas dapat disimpulkan:
Jika banyaknya anggota dan banyaknya anggota maka banyaknya pemetaan yang mungkin:
a. Dari A ke B adalah atau
b. Dari B ke A adalah atau
F. Perkawanan (Korespondensi) Satu-satu
1. Pengertian Dasar
Setiap Negara di dunia ini hanya mempunyai satu ibu kota. Hal ini menunjukkan himpunan Negara dan himpunan ibu kota menerapkan perkawanan satu-satu. Dua himpunan A dan B dikatakan dalam keadaan (korespondensi) satu-satu apabila anggota-anggota himpunan A dan B dapat dipasangkan sedemikian sehingga setiap anggota A berpasangan dengan satu anggota B, dan setiap anggota B berpasangan dengan satu anggota A. dari ketentuan di atas, terlihat bahwa banyaknya anggota kedua himpunan itu sama dan berhingga.
Perkawanan (korespondensi) satu-satumemerlukan dua ketentuan berikut ini.
i. Himpunan A dan B mempunyai banyak anggota yang sama [n(A)=n(B)]
ii. Terdapat suatu pemetaan dimana setiap anggota A berpasangan dengan satu anggota B dan setiap anggota B berpasangan dengan satu anggota A.
2. Menentukan Banyaknya Korespondensi Satu-satu
Untuk menentukan banyaknya korespondensi satu-satu yang mungkin dari dua himpunan yang ekuivalen dengan banyak anggota tertentu.
Banyaknya
Anggota A (n(A)) Banyaknya
Anggota B (n(B)) Banyaknya korespondensi
Satu-satu dari A ke B
1 1 1 = 1
2 2 2 = 2 x 1
3 3 6 = 3 x 2 x 1
4 4 24 = 4 x 3 x 2 x 1
. . .
. . .
N N N! = N x (N-1) x…x 2 x 1
Lambing “!” dibaca “faktorial” dan notasi “N!” dibaca “N faktorial”. Dan dapat disimpulkan bahwa:
Jika n(A) = n(B) = N maka banyaknya korespondensi satu-satu dari A ke B ditentukan oleh:
n( ) = N! = N x (N-1) x…x 3 x 2 x 1

MENGHITUNG NILAI FUNGSI
A. Menghitung Nilai Suatu Fungsi
Menghitung nilai suatu fungsi berarti kita mensubstitusi nilai variable bebas ke dalam rumus fungsi sehingga diperoleh nilai variable bergantungnya.
B. Menyusun Tabel Fungsi
Pada bagian sebelumnya kita telah membahas cara mencari nilai fungsi, daerah hasil (range), dan melukis grafik fungsi. Sekarang kita akan membahas mengenai table fungsi, sebagai alat Bantu untuk memudahkan proses penggambaran grafik fungsi.
C. Grafik Fungsi
Grafik fungsi yang dimaksud disini adalah grafik dalam koordinat cartecius. Koordinat Cartecius terdiri dari unsur x (absis) dan y (ordinat). Keterhubungan yang teratur dari semua pasangan berurutan pada fungsi dikenal sebagai grafik fungsi.
a. Fungsi Linear
Fungsi linear mempunyai bentuk umum ax+by+c = 0. grafik fungsi linear berupa garis lurus. Untuk menggambar grafik fungsi linear berupa garis lurus, kita akan membuat table dengan mengambil beberapa unsure domain dan mencari rangenya berdasarkan rumus fungsi linear yang diketahui/diberikan.
b. Fungsi Konstan
Fungsi konstan mempunyai bentuk uumum f(x) = c, dengan c adalah suatu konstanata. Fungsi merupakan fungsi linear yang grafiknya sejajar dengan sumbu X
c. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat mempunyai bentuk umum y = ax2+bx+c. grafik fungsi kuadrat disebut parabola. Jika a > 0 maka kurva terbuka ke atas, dan jika a < 0 maka kurva terbuka ke bawah
D. Menentukan Bentuk Fungsi
Penentuan bentuk fungsidapat dilaksanakan, jika nilai dan data fungsi telah diketahui dengan jelas.
1. Funsi Linear(f(x) = ax+ b)
2. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat (persamaan parabola) dapat disusun apabila diketahui data-data yang cukup dari parabola tersebut.
Apabila tiga titik yang dilalui sebuah parabola diketahui, maka persamaan parabola dapat dimisalkan sebagai y = ax2+bx+c. kemudian ketiga titik yang diketshui disubtitusi ke dalam persamaan tersebut, sehingga diperoleh tiga tiga persamaan dengan tiga variable(yaitu a, b, dan c). Variabel a, b, dan c ditentukan dengan cara eliminasi dan substitusi.
E. Pemakaian Fungsi Kuadrat (Pengayaan)
Pemakaian fungsi kuadrat di dalam kehidupan sehari-hari meliputi: pengertian luas terbesar, luas terkecil, nilai terbesar, nilai terkecil, tinggi maksimum, tinggi minimum, dan sebagainya.
Read more...

BARISAN DAN DERET

| | 0 komentar

Definisi. . .

Barisan Bilangan adalah himpunan bilangan dengan tingkat pengaturan tertentu dan dibentuk menurut sebuah aturan tertentu. Bilangan-bilangan dari barisan disebut suku-suku.

Definisi
Deret adalah barisan bilangan yang setiap bilangannya setelah suku pertama diperoleh dengan menambahkan (deret hitung atau deret Aritmetika) atau mengalikan (deret ukur atau deret geometri) bilangan sebelumnya dengan sebuah bilangan konstan yang bukan nol.

Contoh
1. Barisan bilangan 1, 7, 17, ….
Dalam bentuk umum ditulis Un = 2n2 – 1.

2. Barisan bilangan 4, 12, 36, ….
Dalam bentuk umum ditulis Un = 4(3n-1)

Barisan hitung (Barisan Aritmetika)
Diberikan barisan Aritmetika sebagai berikut:
u1, u2, u3, …, un
dengan u1 = a adalah suku pertama
u2 adalah suku kedua
u3 adalah suku ketiga
un adalah suku ke-n
Selisih antara dua suku yang berurutan disebut beda (b), sehingga secara umum dapat ditulis:
a , (a + b) , (a + 2b) , …, (a + (n-1)b)
dengan demikian rumus suku ke-n barisan aritmetika adalah
un = a + (n-1)b
dengan n  1, n bilangan bulat
a = suku pertama
b = beda = un – un-1
Teorema 1.
Jika un = suku akhir dari suatu barisan aritmetika dan ut = suku tengah, maka ut = ½ (a + un)
Bukti
Suku tengah hanya ada pada deret yang banyak sukunya ganjil. Karena banyak suku sebelah kiri dan sebelah kanan dari suku tengah tersebut sama, maka beda suku tengah dengan suku pertama sama dengan beda suku tengah dengan suku akhir. Jadi
ut – a = un - ut
2 ut = a + un
ut = ½ (a + un)
Read more...

TRIGONOMETRI

| | 0 komentar

TRIGONOMETRI

Studi tentang trigonometri sebagai cabang matematika, lepas dari astronomi pertama kali diberikan oleh Nashiruddin al-Tusi (1201-1274), lewat bukunya Treatise on the quadrilateral. Bahkan dalam buku ini ia untuk pertama kali memperlihatkan keenam perbandingan trigonometri lewat sebuah segitiga siku-siku (hanya masih dalam trigonometri sferis). Menurut O`Conners dan Robertson, mungkin ia pula yang pertama memperkenalkan Aturan Sinus (di bidang datar). Di Arab dan kebanyakan daerah muslim, trigonometri berkembang dengan pesat tidak saja karena alasan astronomi tetapi juga untuk kebutuhan ibadah. Seperti diketahui, orang muslim jika melakukan ibadah sholat, harus menghadap ke arah Qiblat, suatu bangunan di kota Mekkah. Para matematikawan muslim lalu membuat tabel trigonometri untuk kebutuhan tersebut. Konsep trigonometri pada pembahasan ini diawali dengan perbandingan trigonometri suatu sudut pada segitiga siku-siku.


A. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa

Sudut istimewa adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat dicari tanpa memakai tabel matematika atau kalkulator, yaitu: 0°, 30°, 45°,60°, dan 90°.

Sudut-sudut istimewa yang akan dipelajari adalah 30°, 45°,dan 60°.

Untuk mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa digunakan segitiga siku-siku.


B. Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi

Sudut-sudut yang berelasi dengan sudut a adalah sudut (90° ± a), (180° ± a), (360° ± a), dan -a°. Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama khusus, misalnya penyiku (komplemen) yaitu untuk sudut a° dengan (90° - a) dan pelurus (suplemen) untuk sudut a° dengan (180° - a). Contoh: penyiku sudut 50° adalah 40°, pelurus sudut 110° adalah 70°.


C. Menentukan Koordinat kartesius dan Koordinat Kutub
Cara lain dalam menyajikan letak sebuah titik pada bidang xy selain koordinat kartesius adalah dengan koordinat kutub


D. Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Sederhana

Persamaan trigonometri adalah persamaan yang memuat perbandingan trigonometri suatu sudut, di mana sudutnya dalam ukuran derajat atau radian.

Menyelesaikan persamaan trigonometri adalah menentukan nilai x yang memenuhi persamaan tersebut sehingga jika dimasukkan nilainya akan menjadi benar.
Read more...
 
 

. | Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
top